SUMSEL, RADARBAHTERA.COM – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Ogan Ilir menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Ogan Ilir pada Selasa (03/06/2025).
Aksi ini merupakan bentuk evaluasi terhadap 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Ogan Ilir yang dinilai belum memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Dalam aksi tersebut, para mahasiswa menyampaikan kritik terhadap kinerja pemerintah daerah, terutama dalam hal keterbukaan informasi, penegakan hukum, serta kualitas layanan publik. Mereka menilai masih banyak persoalan yang belum ditangani secara serius, termasuk minimnya pembaruan data publik, kasus dugaan korupsi yang mencoreng lembaga sosial, serta rendahnya capaian dalam sektor pendidikan.
“Sampai hari ini, ketika kita mencari data di Badan Pusat Statistik, yang tersedia hanya data tahun 2023. Padahal sekarang sudah pertengahan 2025,” ujar salah satu perwakilan mahasiswa dalam orasinya. Ia juga menambahkan bahwa “yang terlihat di media sosial justru pemberitaan kriminal dan dugaan korupsi yang melibatkan institusi yang seharusnya bergerak di bidang kemanusiaan.”
Para mahasiswa juga menyoroti ketimpangan akses pendidikan di daerah. “Mengapa mahasiswa asal Ogan Ilir justru lebih sedikit masuk perguruan tinggi negeri dibandingkan pendatang? Ini harus menjadi perhatian serius pemerintah,” tambahnya.
Tidak hanya sektor pendidikan, masalah kesehatan, transportasi sosial, serta kasus-kasus hukum yang belum terselesaikan juga menjadi sorotan. “Kami melihat belum banyak yang dikerjakan selama 100 hari ini. Butuh transparansi dan evaluasi terhadap janji-janji kampanye yang disampaikan sebelumnya,” ujar salah satu peserta aksi.
Aliansi mahasiswa menegaskan bahwa aksi ini bukan semata bentuk penolakan, melainkan ajakan untuk berbenah. Mereka menyampaikan delapan poin tuntutan yang mencakup perbaikan di bidang pendidikan, pelayanan kesehatan, reformasi birokrasi, hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Wabup Ogan Ilir Terima Aspirasi Mahasiswa
Menanggapi aksi tersebut, Wakil Bupati Ogan Ilir, H Ardani menyambut langsung massa aksi dan menyampaikan apresiasi atas kritik yang disampaikan secara terbuka. Ia menjelaskan bahwa pemerintah daerah terbuka terhadap setiap masukan yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pelayanan kepada masyarakat.
“Saya secara pribadi menyempatkan waktu untuk hadir, karena saya ingin mendengar langsung aspirasi dari adik-adik mahasiswa. Ini penting sebagai bahan evaluasi kami,” ujarnya di hadapan peserta aksi.
Ia menjelaskan beberapa program yang telah dijalankan dalam 100 hari pertama, antara lain operasi pasar di seluruh kecamatan, program bedah rumah yang telah menyentuh lebih dari 50 rumah tidak layak huni, serta pelaksanaan program Universal Health Coverage (UHC) yang mencakup lebih dari 95 persen penduduk Ogan Ilir.
“Kami juga telah melaunching Mall Pelayanan Publik agar pelayanan perizinan lebih terpusat dan efisien. Di sektor pendidikan dan SDM, kami sudah menyelesaikan pendataan untuk ribuan tenaga PPPK,” jelasnya.
Wabup Ardani juga menegaskan, semua program yang telah dan akan dijalankan memerlukan waktu dan dukungan dari semua pihak.
“Kami tidak anti-kritik. Justru masukan dari mahasiswa sangat kami perlukan untuk menyempurnakan arah kebijakan yang benar-benar berpihak pada masyarakat,” pungkasnya. (Fjr/RB)