Kasus DBD di Bangka Selatan Menurun

Komitmen Jaga Ekosistem Laut dan Dukung Wisata Bahari, PT Timah Tenggelamkan Ratusan Coral Garden
April 30, 2025
Meresahkan Warga, Legalitas Tambang Hen Kadur Dipertanyakan! 
April 30, 2025

BABEL, RADARBAHTERA.COM – Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bangka Selatan (Basel), kepulauan Bangka Belitung, pada tahun ini mengalami penurunan kasus dibandingkan dengan tahun lalu.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Basel, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Slamet Wahidin. Ia mengatakan dibandingkan tahun kemarin, tahun ini kasus DBD menurun hingga dua kali lipat.

“Kalau dibandingkan dengan tahun lalu di bulan yang sama, tahun ini kasusnya lebih sedikit. Menurun hingga dua kali lipat,” ujar Slamet, Rabu (30/04/2025).

Tahun ini di bulan Januari, kasus DBD sebanyak 13 kasus. Sedangkan di bulan yang sama tahun 2024 kasusnya sebanyak 29 kasus. Pada Februari 2025 kasus DBD menurun menjadi 16 kasus, sedangkan Februari 2024 sebanyak 26 kasus, dan bulan Maret 2025 kasus DBD semakin menurun menjadi 3 kasus, di bulan yang sama tahun 2024 kasusnya mencapai 7 kasus.

“Perbandingan kasus tahun kemarin dan tahun ini cukup tinggi. Karena tahun kemarin itu musim hujan cukup ekstrem sehingga perkembangan nyamuk aedes aegypti cepat. Kemudian pada tahun 2024 sebelumnya kita juga bekerja sama dengan pihak desa dan kelurahan dan untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara bersama-sama,” ungkap Slamet.

“Waktu itu kita melakukan gotong royong setiap hari Jumat mungkin itu yang berefek ya terhadap sosialisasi kepada masyarakatnya, jadi efeknya sekarang di tahun 2025 kita sudah dapat melihat timbulnya kesadaran di masyarakat bahwa PSN itu penting, tidak harus menunggu curah hujan ya ketika musim kemarau pun sebenarnya PSN itu dibutuhkannya karena perkembangan nyamuk itu tergantung perilaku masyarakat terhadap lingkungan sekitar,” tambahnya.

Ia menjelaskan, jika melihat dari tahun 2024 dan 2025 ada kasus kematian yang disebabkan oleh DBD meskipun sedikit yang didominasi oleh anak-anak. Maka dari itu, ia menghimbau kepada masyarakat agar segera membawa dan memeriksakan anak mereka ke pelayanan kesehatan jika mengalami demam tinggi.

“Jadi ketika anak demam di hari pertama segera periksakan ke Puskesmas dan pastikan itu apakah DBD atau bukan penyebabnya. Ketika anak itu dinyatakan positif DBD, maka segera cek apakah trombositnya masih dalam normal atau tidak, kemudian apakah anaknya dehidrasi atau tidak, karena jika trombositnya rendah anaknya dehidrasi maka saran kami itu wajib untuk dilakukan rawat inap di Rumah Sakit, untuk menghindari anak tersebut syok. Sehingga tingkat kematiannya bisa di turunkan ataupun dihindari,” jelas Slamet.

Selain itu, Slamet juga menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dengan melakukan 3M Plus yakni menguras bak mandi dua kali dalam seminggu, mengubur kaleng yang menyimpan air dan menutup tempat air.

“Kami berharap, penurunan kasus DBD ini diikuti dengan kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengendalian kasus demam berdarah dengue,” pungkasnya. (Neneng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *